Senin, 03 Juni 2013

Sepucuk Surat LHI di Suatu Pagi untuk Putrinya Tercinta


Ananda Qaanita yang ayah sayangi,
Assalamualaikum Wr. Wb

Kalau dalam surat ayah sebelumnya ada cerita tentang ayah yang bermimpi bertemu mama dalam suasana bahagia,rabu pagi tadi setelah solat malam dan solat subuh, ayah tidur lagi (padahal janjian olah raga bareng) dalam mimpi pagi di hari rabu ayah melihat ketabahan dan kesabaran mama menanti ayah yang sedang menjalankan banyak pekerjaan dengan dua anaknya yang masih kecil-kecil entah siapa mereka, abang dan anit yang masih kecil kah atau anit dan najiah yang masih bayi … Meskipun nampak letih dan lelah juga bête tapi wajahnya yang imut-imut memancarkan ketabahan dan kesabaran dalam penantian… menanti ayah membantu meringankan tugas-tugas yang sedang ia jalankan… suasanannya seperti di Eropa atau mungkin di sebuah guest house di Islam abad…

Perjalanan hidup mamamu spectacular, tidak ada satu ikhwahpun di Indonesia ini yang pernah mengalami apa yang pernah di jalani mamamu dia adalah wanita baja di hadapan terpaan ujian rintangan dan terpaan selain beribu penderitaan hidup sedikitpun dia tak pernah mengeluh saat kesulitan melanda, dan dia juga tidak pernah bangga saat banyak kemudahan yang terbentang dalam kehidupannya… kesabaran yang begitu dalam saat menanti berbagai uraian dari rangkaian perjalanan panjang yang spektakuler, tragedi2 kehidupan yang tidak pernah dia bayangkan bahkan tidak pernah muncul dalam mimipi-mimpinya saat beliau ayah nikahi di tahun 1984 Januari 11, kadang tiba juga uraian latar belakang dan tujuan dari ribuan tanda tanyannya yang ada di benaknya, walau hanya sedikit, walau tidak segitu gamblang walau masih banyak yang belum ia dapat…

Tapi mamamu selalu menganalisannya sendiri, menemukan jawabannya sendiri dan menentramkan jiwanya sendiri dari rasa penasaran dalam mendampingi perjalan panjang ayah sejak tahun 1989 di luar negri
Mamamu selalu siap melangkah membawa badannya yang imut-imut
dengan menggendong putra-putrinnya yang selalu ceria untuk mengikuti ayah berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain bahkan dari satu Negara ke Negara lain…

Belum lagi antara 1984- 1989 dari suatu lingkungan keluarga yang ramah ke keluarga yang tidak memiliki keramahan dalam memperlakukan mama dia hanya diam tersenyum pahit sambil nyubit-nyubitin ayah, kadang sambil cemberut lalu menggigit-gigit ayah untung bibirnya tipis, jadi ayah bisa nahan rasa sakit
Mamamu adalah teladanmu, dalam hal kesabaran, mamamu adalah maha gurumu dalam hal ketabahan, mamamu adalah panutanmu dalam hal keuletan….katakan kalimat-kalimat ini pada saudara-saudari anit… Kreasi dan inovasinya tidak pernah pudar dalam berbagai situasi yang harus dia hadapi, untuk memecahkan kebekuan suasana, untuk mencairkan gunung es kejenuhan tatkala ayah sedang jauh dari sisinya…

Putra putrinnya menjadi muara nilai-nilai dan mutiara hikmah yang dia peroleh dalam tafakurnya memahami jalan hidupnya, mendampingi suami, berjuang bersama suami, membekali kebutuhan perjuangan suami… hingga tahun-tahun terakhir ini sebelum ia memunculkan kreasi dan inovasi baru yang tidak sepenuhnya mengagumkan ayah dan tidak seluruhnya melegakan ayah yaitu sejak ayah masuk dunia politik.
Padahal air politik adalah bagian yang tidak bisa di pisahkan dari mata rantai perjalanan dan perjuangan ayah sejak sebelum menikah hingga menikah, hingga punya anak banyak… hingga ayah di kuburkan… siapapun yang nanti mati duluan… itulah nit mengapa ayah begitu mencintai mamamu lihatlah tak satupun saudari-saudarimu yang tidak mewarisi sifat-sifat mamamu, walau mereka ada yang secara expresi menyuarakan pandangan dan pikirannya pada ayah secara lantang tapi itu hanya expresi setiap dari kepribadiannya, mereka tidak selalu menyertai expresinnya tapi menyertai kepribadian yang di tumpahkan mamamu…

Inilah mamamu di mata ayah anit dan itulah mamamu di hati dan kehidupan ayah nit… ayahpun berkerap, berharap, dan berdoa… begitulah pula putra putri ayah bagi pasangan hidupnya masing-masing nanti dalam menghadapi terpaan dan ujian di sepanjang Jalan Allah SWT saat ini dan nanti…
LHI


sponsor: www.qr-tijaroh.com 

Selasa, 21 Mei 2013

Sedekah Istri dari Harta Suaminya

Aisyah RA berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, "jika seorsng istri menginfakkan makanan rumahnya tanpa  berbuat kerusakan maka ia mendapat pahala dengan apa yang ia infakkan. Demikian pula suaminya akan mendapatkan pahala dari apa yang ia kerjakan. bagi bendahara juga seperti itu. sebagian mereka tidak mengurangi pahala sebagian yang lain sedikitpun."
(Muttafaqun alaihi, HR. Bukhari (1425) HR Muslim (1024)

Sabtu, 18 Mei 2013

Kenapa Piagam Ini Lahir? (Bagian Lima - Habis)




Pesan Dari Piagam Keluarga

Begitulah. Melalui contoh-contoh tersebut, sekali lagi hanya contoh, dari dokumen Kependudukan tergambar bagaimana invasi dan serangan telah dilakukan terhadap benteng terakhir umat Islam, sistem nilai-nilainya dan benteng-benteng dari Keluarga Muslim.

Itulah kondisi yang melatarbelakangi urgensi perumusan Piagam Keluarga dalam Islam ini.  Ditambah catatan yang menerangkannya, sehingga dapat menjadi suluh yang menerangi jalan umat Islam, laki-laki  maupun perempuan, dan menjadi referensi bagi masyarakat Muslim, ormas Islam baik sipil maupun pemerintah, nasional maupun regional. Bahkan piagam ini juga sebagai jawaban terhadap piagam yang menjadi invasi pemikiran dan ideologi terhadap Islam, yang menularkan kanker yang berbahaya dalam tubuh masyarakat kita karena telah menghantam benteng-benteng pertahanan terakhir Islam dan ummatnya, yakni benteng keluarga.

Kita dan Barat berada pada dua konsep konsep kebebasan yang berbeda, yang masing-masing bersumber dari filsafat cara pandang terhadap kedudukan manusia terhadap alam semesta, dan hubungannya dengan Tuhan.

Konsep Islam : Allah teslah mewariskan bumi kepada manusia untuk menunaikan misi/risalahs yang dipercayakan oleh Allah kepadanya, dalam batas-batas dan kontrol yang ditetapkan oleh-Nya. Maka kebebasan hak dalam Islam diatur oleh ketentuan dalam pasal-pasal kontrak dan perjanjian pewarisan, yang tercermin dalam hukum-hukum illahi.

Sementara manusia -dalam konsep sekuler barat- adalah penguasa alam semesta, tidak ada yang berkuasa atas pikirannnya, kecuali hanya pikirannya sendiri, tidak pula punya batas kebebasan kecuali pada kehendak kebebasan berdasarkan pilihannya sendiri, yang tidak diatur oleh apapun kecuali yang ditetapkan oleh dirinya sendirimelalui hukum yang dibuatnya sendiri.

Para ulama Islam telah menyadari -sejak awal invasi pemikiran barat di Timur islam- terdkait perbedaan mendasar dalam konsep kebebasan ini. Maka seorang ulama dan pejuang bernama Abdullah Nadeem (1261-1313 H, 1845-1896 M) telah melontarkan kritik terhadap barat dalam konsep kebebasannya. Ia mengatakan :

"Jika dikatakan bahwa kebebasan mengharuskan seseorang tidak mengganggu orang lain dalam urusan pribadinya, kita mengatakan : sebenarnya ini kembali kepada sifat kebinatangan dan keluar dari batas kemanusiaan. Adapun kebebasan sejati adalah tuntutan atas hak dan berhenti pada batas yang ditetapkan.

Jika itu berslaku di Eropa, maka setiap bangsa itu memiliki adat istiadat, ikatan-ikatan keagamaan dan lingkungan. Semenstara keserbabolehan tidak sesuai dengan akhlak kaum Muslim, tidak juga dengan prinsip-prinsip agama mereka dan kebiasaan mereka."

Kami adalah pengikut sebuah agama yang memberi kesucian atas sistem nilai-nilai agama yang mengatur institusi keluarga. Ketika sebuah keluarga sberdiri di atas miitsaaq al ghaliiz (piagam yang berat), yang mencakup nilai-nilai cinta, kasih sayang dan kebaikan serta ketenangan.

Sebagaimana, agama ini melukiskan berbagai rambu dan cara, serta sarana untuk memecahkan masalah keluarga. Dari nasyu (tidak ditunaikannya kewajiban pasangan) sampai konplik kebencian dan menjadikan "arbitrase dan syura" sebagai cara untuk memperbaiki masalah ini.

Kita adalah penganut sebuah peradaban yang merumuskan nilai-nilaid agama ini lalu termanifertasikan dalam praktek dan aplikasi sepanjang sejarah. Dari sanalah kita sdmemiliki apa yang disebut  "Lembaga Awqaf" (lembaga yang mengelola dana wakaf) sebagai induk institusi sipil yang menddanai industri peradaban Islam dan pembaruannya. Di mana wakaf itu secara luas mengawasi institusi keluarga, mempermudah pernikahan dan memecahkan permasalahannya. Wakaf-wakaf itu yang memfasilitasi :
  1. Menikahkan laki-laki dan perempuan yang memdbutuhkan.
  1. Menyediakan perhiasan dan aksesoris pernikahan untuk pengantim laki-laki dan perempuan yang miskin.
  1. Menyediakan susu untuk anak-anak untuk membantu ibu yang sedang menyusui.
  1. Mendirikan panti-panti untuk perawatan perempuan yang tidak punya keluarga, atau keluarga mereka tinggal di lokasi yang jauh. Lembaga Awqaf mendirikan panti-panti bagi mereka, yandg diurus oleh perawat wanita yang terlatih. Lalu di atas mereka ada pengawas wanita untuk membuat rekonsiliasi bagi istri-istri yang mengalami masalah terhadap suami mereka.
  1. Dan bahkan lembaga Awqaf itu mengawasi untuk merewat anak yatim dan mereka yang terlantar.

Demikianlah Islam merumuskan bagi keluardga sebuah piagam dengan nilai-nilai dan moral. Islam telah meletakkan peradaban Islam di atas nilai-nilai mulia itu secara praktis sejauh mungkin, dengan perbedaan dalam hal aplikasi yang lebih mendekati "realitas" dari "idealitas" yang ada di rentang sejarah Islam.

Dari sini, dalam mengahadapi invasi barat terhadap benteng keluarga Muslim, mencuatlah urgensi yang sangat mendesak terhadap adanya Piagam Keluarga dalam Islam. Urgensi itu tidak berhenti sekadar bahwa itu menjadi pagar yang melindungi keluarga Muslim dalam masyarakat Muslim, tetapi meluas untuk kemudian menjadis sebuah "deklarasi dunia Islam" yang bertolak dari universalitas Islam, dana menjadi panduan dunia, menjadi sebuah kelangsungan hidup bagi keluarga -semua keluarga-, merentang benua dan peradaban.

Ini adalah sebuah alternatif yang disajikan Islam untuk semua orang yang menolak Islam, terkait masalah keluarga. Inilah persembahan untuk keluarga Muslin  kepada konferensi internasional untuk menuju "Deklarasi islam internasional", untuk misi penyeslamatan keluaraga sdari disintegrasi  yang ditimbulkan oleh globalisasi Barat.

Itulah pesan yang dibawa oleh piagam ini. Ini adalah kedudukan sekaligus tujuan kehadirannya. Sebagaimana diserukan oleh Allah swt, bahwa kita harus mempersiapkan semua sebab bagi risalah ini ubtuk mencapai tujuan. Allah swt Maha Muliua dan Maha Menjawab Do'a.