Sabtu, 03 Desember 2016

“CUCUKU YANG MENGAJARIKU PELAJARAN”



Ada sebuah kisah yang menarik dapat kita jadikan contoh bagaimana seorang kakek menuliskan guratan irama jiwa seorang cucunya yang dibesarkan dalam naungan tarbiyah Rabbani. DR. Mahmud Jami’ dalam bukunya yang berjudul :” Wa’raftu al-Ikhwan “ ( Ikhwanul Muslimin yang Saya Kenal terbitan Pustaka Al-Kautsar) menuliskan sebagai berikut :

“CUCUKU YANG MENGAJARIKU PELAJARAN”

Cucuku, Thariq Jami’ baru berusia dua belas tahun, kelas dua I’dadiyah (2SMP) dan dilahirkan di Inggris. Dia selalu bolak-balik Mesir-Inggris setiap datang musim panas untuk menghadiri muktamar-muktamar Ilmiah di luar Mesir. Pada Minggu yang lalu, dia menghadapi ujian mengarang. Judul yang disodorkan dalam soal itu adalah siswa disuruh mengungkapkan kecintaannya kepada negerinya dan keindahan negerinya. Maka dia menulis dengan mengatakan :” saya tidak mempunyai kata-kata untuk mengungkapkan keindahan negeriku. Negeri ini berada pada kondisi yang buruk. Setiap kali saya berusaha untuk merasakan keindahannya, saya tidak menemukannya. Udaranya tercemar, airnya tercemar, jalan-jalannya tercemar, generasinya sakit, negaranya ricuh dan pemuda-pemudanya selalu untuk bekerja di negara-negara asing untuk mencari pekerjaan yang tidak pantas. Saya melihat sendiri, mereka berdesak-desakan di pintu kedutaan dan mereka memperlakukannya dengan buruk.

Sabtu, 11 April 2015

5 Cara Mempersempit Jurang Digital Antara Anak dan Orang Tua



Jelas ada jurang atau kesenjangan digital antara kita (orang tua/guru) dan anak. Anak-anak kita adalah digital native, lahir ketika teknologi computer dan internet sudah ada. Mereka tumbuh dalam lingkungan yang tidak lepas dari teknologi tersebut. Kita sendiri adalah generasi yang menikmati teknologi saat kita telah dewasa, bahkan berumur. Karena itu, layaknya “pendatang”, kita “digital immigrant” pasti membutuhkan penyesuaian dengan lingkungan baru.  Bagaimana cara memperkecil kesenjangan tersebut? Tidak bias tidak, kita perlu memahami karakteristik digital native. Pemahaman mengenai karakteristik ini akan membantu kita untuk menghadapai tantangan-tantangan berikut:

Jumat, 10 April 2015

6 Tips Positif Bermedia Sosial dengan Anak


Biarkan anak-anak lebih berpartisipasi. Aktivitas yang dipilih dapat berupa hobi  yang menyenangkan.

Jesisica Krier, dalam bukunya social Networking and Relationship: The Benefits and Drawbacks of Children (9-12) Using Online Social Networking Sites, memberikan beberapa langkah efektif agar orangtua bersama anak dapat menjalani pengalaman yang positif dan  aman dengan media sosial.