Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Sajak Jiwa

Puisi Putra-Putri Luthfi Hasan Ishaaq: Sang Penyemangat Jihad

Karya: Putra-Putri Luthfi Hasan Ishaaq masih teringat jelas berat suara nafasmu perlahan… tertahan.. beradu dengan langkah sayupmu kala kau pulang pukul 03.47 kemudian disusul dengan suara asing dari channel TV kesukaanmu atau suara bisikan bibirmu mengucap, kala kau membaca buku… atau tawa lepasmu yang menyusul tepat beberapa menit setelah suara telfonmu mendayu.. masih teringat jelas, ayah… kelembutan sekaligus lelah yang tertahan dan terpaksa terpancar di sorot matamu kala pagi kami hendak berangkat sekolah pelukan hangatmu yang seolah tidak risih akan gerak-gerik kami yang membangunkanmu dari lelapmu yang baru.. serta kecupan manismu di kening kami yang seolah membayar segala rindu yang memang telah tertahan sejak kemarin-kemarin.. segalanya, masih teringat jelas ayah.. jelas betul dalam ingatan kami.. takpeduli, bahwa segalanya kini diperantarai oleh selembar dua lembar kertas surat.. dan terkadang, tanpa tersentuh indra kehangatanmu sama sek...

Hujan Rahmat ....!!!

Hujan…. Hadirmu membawa kesejukan dalam relung hati yang gersang Belaian dari tiupan anginmu membawa hadir segudang rindu akan kasih Illahi Rabbi Inilah bagian dari keagungan ciptaan-Mu ya Rabb…. Tiada banding untuk disandingkan. Aku terpana, aku terpesona, aku terpukau dengan apa yang telah disajikan Indah… tiada kata-kata ampuh sekalipun yang bisa melukiskannya Indah, sungguh indah…. Subhanallah…. Subhanallah ….. Benih cinta bisa saja tumbuh di lahan gersang Karena hujan adalah karunia yang memberkahkan Segala sesuatu dimulai dari air Bahkan Arasy Allahpun berada di atas air Pernah Seorang Nabi    bertanya bagaimana Allah menghidupkan bumi Allah menjawab dengan menidurkannya selama seratus tahun Kampung mati yang dilaluinya kembali hidup dan bergairah Iapun di tanya berapa lama di sana ? Setengah hari katanya! Tidak ! Seratus tahun! Lihatlah keledaimu dan makananmu di sudut sana! Tinggal tulang belulang dan hampir tak berbe...

Hujan Makrifat !

Rintik air digerai angin Petir mengkilat guruh gemuruh Lautan syukur seakan terguyur Nikmat Allah datang menggelombang Ya Allah engkau jadikan hujan sebagai rahmat Banyak berkah tumpah meruah Ya Allah kami ini hanya Hamba-Mu maka lembutlah kepada kami Semua ubun-ubun kami ada dalam pegangan-Mu Tanpa-Mu apalah artinya kami ini Tanpa-Mu apalah daya kami ini Tanpa-Mu kami tiada berarti Bimbinglah kami seperti hujan yang digilir Bimbinglah kami seperti awan yang bergerombol Bimbinglah kami seperti air yang mengalir Bimbinglah kami seperti sungai yang mengarus Bimbilnglah kami seperti laut yang bergelombang Bimbinglah kami seperti samudera yang membadai Bimbinglah kami sehingga semua bemuara ke Syurga Dengan penuh ridha dan keridhaan Hujan ini tingkah meningkah Dari renyai menjadi lebat Kami kini mulai melangkah Menapak jalan hayat menuju makrifat 

Senja!

Senja mulai membayang Selembayung menampakkan warna Rasa resah gelisah datang mendera Rindu ini datang timpa menerpa Duhai cinta, sungguh waktu terasa merangkak lama Pertemuan dua hati kita semoga berbuah karunia Di sini   aku resah dalam penantian mendamba Kutahan semuanya sampai waktunya tiba Sehingga bahagia datang membuncah Dalam karunia kasih sayang Sang pemberi mahabbah Dalam kepak rajawali yang mulai terbang merendah Dalam kepak merpati yang hinggap di tanah Dalam taman-taman bunga yang indah merekah Dalam   senja yang selalu membayang indah  (ESL)

Rasa Cinta

Cinta satu kata berjuta makna Cinta kelemahan sekaligus kekuatan Cinta adalah kobaran api Cinta juga bisa merupakan air bah Cinta kadang lembut Cinta kadang juga penuh ketegasan Cinta adalah keniscayaan Cinta adalah rahmat dari-NYA Maka apakah salah kita mencintai seseorang ? Pantaskah perasaaan tersebut menyeruak di diri kita ? Diri yang senantiasa merasa ghuroba ? Diri yang senantiasa sendirian Jiwa yang senantiasa kesepian Jiwa yang senantiasa dalam penantian Cinta bolehkah ku bertanya untuk apa engkau dicipta Cinta kadang kala qolbuku ini mendesah Cinta semuanya selaksa makna Teringat daku padanya Teringat pula daku pada-NYA Bayang- bayang dirinya Mengingatkanku pada Kecemburuan-NYA Kelembutannya Mengingatkanku pada Rahiim-Nya Ya Rabb telah sering cintaku jatuh tak bermaya Ya Ilahi tunjukkanlah padaku Tunjukkanlah ada cinta yang murni Karena-Mu Karena hati ini selalu mendesah Pertemukanlah semuanya dalam kehangatan Cinta-Mu ...

Rindu!

Hatiku meranggas Daun-daun rasa berguguran Semoga menjadi pupuk di jiwa yang lara Sosoknya membuat ku terpesona Rembulan malampun tak lagi mempesona Semoga Allah mempertemukan kita dalam rindu yang sama Rindu yang dibalut karunia Hingga ia indah Membekas di dalam dada Kan menjadi kisah kita berdua Di mana dunia akan bercerita Diakhirat kita kenang-kenangkan Perjuangan kita mengolah cinta Cinta karena-Nya Meneruskan tuntutan risalah Mengemban peradaban yang mulia Rindu ini begitu menggelora Tulisan ini ku jadikan obat rasa Semoga engkau pun merasakan sama Ketika rindu menggoda kita ikat dengan doa rabithah Sehingga ia tak mengganggu jiwa kita   menjadi luka Di sini aku merindu   ku masukkan kau dalam doaku Seandainya engkau merasakan sama, masukkan daku dalam doamu (DEE) 

Hujan…..

Membawa berkah ungkapkan rasa Rindu mengguyur hati sungguh terasa Kadang tak tertahankan menggugah jiwa Cetar-cetarnya selalu menggelora Penantian ini terasa begitu lama Sungguh membuatku seakan terpana Karena hati ini sudah terpaut dan terpesona Syukur dan sabar jadi obat di jiwa Karena ini hanya ujian semata….. Kamis, 2/14/2013, 10:23 AM (ESL)