Langsung ke konten utama

Hujan Makrifat !




Rintik air digerai angin
Petir mengkilat guruh gemuruh
Lautan syukur seakan terguyur
Nikmat Allah datang menggelombang
Ya Allah engkau jadikan hujan sebagai rahmat
Banyak berkah tumpah meruah

Ya Allah kami ini hanya Hamba-Mu maka lembutlah kepada kami
Semua ubun-ubun kami ada dalam pegangan-Mu
Tanpa-Mu apalah artinya kami ini
Tanpa-Mu apalah daya kami ini
Tanpa-Mu kami tiada berarti

Bimbinglah kami seperti hujan yang digilir
Bimbinglah kami seperti awan yang bergerombol
Bimbinglah kami seperti air yang mengalir
Bimbinglah kami seperti sungai yang mengarus
Bimbilnglah kami seperti laut yang bergelombang
Bimbinglah kami seperti samudera yang membadai
Bimbinglah kami sehingga semua bemuara ke Syurga
Dengan penuh ridha dan keridhaan

Hujan ini tingkah meningkah
Dari renyai menjadi lebat
Kami kini mulai melangkah
Menapak jalan hayat menuju makrifat 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Muhammad Beltaji pada Asmaa, Putrinya yang Syahid di Rabaa Al Adawiya

Asma El Beltaji Syahid di Rabah Adawiyah pada tgl 14/8/13, putri dari Muhammad El Beltaji Putriku tercinta dan guruku yang mulia.. Asma al-Beltaji, aku tidak mengucapkan selamat tinggal padamu, tapi kukatakan bahwa besok kita akan bertemu lagi. Kau telah hidup dengan kepala terangkat tinggi, berjuang melawan tirani dan belenggu serta mencintai kemerdekaan. Kau telah hidup sebagai seseorang yang diam-diam mencari cakrawala baru untuk membangun kembali bangsa ini, memastikan tempatnya di tengah-tengah peradaban. Kau tidak pernah dijajah oleh perkara sia-sia yang menyibukkan para remaja se usiamu. Meskipun pendidikan tidak mampu memenuhi aspirasi dan ketertarikan mu, kau selalu yang terbaik di kelas Aku tidak punya cukup waktu untuk membersamaimu dalam hidup singkat ini, terutama karena waktuku tidak memungkinkan untuk menikmati kebersamaan denganmu. Terakhir kali kita duduk bersama di Rabaa Al Adawiya kau berkata padaku, “Bahkan ketika Ayah bersama kami, Ayah teta...

Kenapa Piagam Ini Lahir? (Bagian Lima - Habis)

Pesan Dari Piagam Keluarga Begitulah. Melalui contoh-contoh tersebut, sekali lagi hanya contoh, dari dokumen Kependudukan tergambar bagaimana invasi dan serangan telah dilakukan terhadap benteng terakhir umat Islam, sistem nilai-nilainya dan benteng-benteng dari Keluarga Muslim. Itulah kondisi yang melatarbelakangi urgensi perumusan Piagam Keluarga dalam Islam ini.  Ditambah catatan yang menerangkannya, sehingga dapat menjadi suluh yang menerangi jalan umat Islam, laki-laki  maupun perempuan, dan menjadi referensi bagi masyarakat Muslim, ormas Islam baik sipil maupun pemerintah, nasional maupun regional. Bahkan piagam ini juga sebagai jawaban terhadap piagam yang menjadi invasi pemikiran dan ideologi terhadap Islam, yang menularkan kanker yang berbahaya dalam tubuh masyarakat kita karena telah menghantam benteng-benteng pertahanan terakhir Islam dan ummatnya, yakni benteng keluarga. Kita dan Barat berada pada dua konsep konsep kebebasan yang berbeda, yang m...