Langsung ke konten utama

Postingan

Surat Cinta Buat Anak-anakku

Assalamu’alaikum, Nak, dengarlah abimu ini ingin menyampaikan sesuatu kepadamu. Barangkali ini akan menjadi bekal hidupmu dalam mengarungi samudera kehidupan yang dipenuhi onak dan duri. Begitu banyak pertarungan yang akan engkau temui. Pertarungan yang haq dan bathil. Pertarungan mengalahkan hawa nafsu. Pertarungan mempertahankan hak dan kewajiban. Anakku sayang, engkau hidup pada zaman dimana keadilan begitu susah didapatkan. Kebenaran menjadi sebuah barang langka yang begitu sulit ditemukan. Yang benar menjadi tontonan, yang salah dijadikan tuntunan. Harga diri diperjualbelikan dengan harga teramat murah. Hukum diperdagangkan. Harga nyawa manusia nyaris tidak jauh beda dengan makhluk Allah bernama binatang. Perbuatan maksiat sudah menjadi pemandangan biasa yang begitu mudah ditemui. Rasa malu sudah mulai menipis. Kontrol sosial tidak berlaku lagi. Iman di dada sudah mulai sirna. Berbuat baik menjadi sebuah hal dianggap yang aneh dan bahkan ditertawakan. Para guru tida...

Surat Muhammad Beltaji pada Asmaa, Putrinya yang Syahid di Rabaa Al Adawiya

Asma El Beltaji Syahid di Rabah Adawiyah pada tgl 14/8/13, putri dari Muhammad El Beltaji Putriku tercinta dan guruku yang mulia.. Asma al-Beltaji, aku tidak mengucapkan selamat tinggal padamu, tapi kukatakan bahwa besok kita akan bertemu lagi. Kau telah hidup dengan kepala terangkat tinggi, berjuang melawan tirani dan belenggu serta mencintai kemerdekaan. Kau telah hidup sebagai seseorang yang diam-diam mencari cakrawala baru untuk membangun kembali bangsa ini, memastikan tempatnya di tengah-tengah peradaban. Kau tidak pernah dijajah oleh perkara sia-sia yang menyibukkan para remaja se usiamu. Meskipun pendidikan tidak mampu memenuhi aspirasi dan ketertarikan mu, kau selalu yang terbaik di kelas Aku tidak punya cukup waktu untuk membersamaimu dalam hidup singkat ini, terutama karena waktuku tidak memungkinkan untuk menikmati kebersamaan denganmu. Terakhir kali kita duduk bersama di Rabaa Al Adawiya kau berkata padaku, “Bahkan ketika Ayah bersama kami, Ayah teta...

Sepucuk Surat LHI di Suatu Pagi untuk Putrinya Tercinta

Ananda Qaanita yang ayah sayangi, Assalamualaikum Wr. Wb Kalau dalam surat ayah sebelumnya ada cerita tentang ayah yang bermimpi bertemu mama dalam suasana bahagia,rabu pagi tadi setelah solat malam dan solat subuh, ayah tidur lagi (padahal janjian olah raga bareng) dalam mimpi pagi di hari rabu ayah melihat ketabahan dan kesabaran mama menanti ayah yang sedang menjalankan banyak pekerjaan dengan dua anaknya yang masih kecil-kecil entah siapa mereka, abang dan anit yang masih kecil kah atau anit dan najiah yang masih bayi … Meskipun nampak letih dan lelah juga bĂȘte tapi wajahnya yang imut-imut memancarkan ketabahan dan kesabaran dalam penantian… menanti ayah membantu meringankan tugas-tugas yang sedang ia jalankan… suasanannya seperti di Eropa atau mungkin di sebuah guest house di Islam abad… Perjalanan hidup mamamu spectacular, tidak ada satu ikhwahpun di Indonesia ini yang pernah mengalami apa yang pernah di jalani mamamu dia adalah wanita baja di hadapan terpaan ujian ...

Sedekah Istri dari Harta Suaminya

Aisyah RA berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, "jika seorsng istri menginfakkan makanan rumahnya tanpa  berbuat kerusakan maka ia mendapat pahala dengan apa yang ia infakkan. Demikian pula suaminya akan mendapatkan pahala dari apa yang ia kerjakan. bagi bendahara juga seperti itu. sebagian mereka tidak mengurangi pahala sebagian yang lain sedikitpun." (Muttafaqun alaihi, HR. Bukhari (1425) HR Muslim (1024)

Kenapa Piagam Ini Lahir? (Bagian Lima - Habis)

Pesan Dari Piagam Keluarga Begitulah. Melalui contoh-contoh tersebut, sekali lagi hanya contoh, dari dokumen Kependudukan tergambar bagaimana invasi dan serangan telah dilakukan terhadap benteng terakhir umat Islam, sistem nilai-nilainya dan benteng-benteng dari Keluarga Muslim. Itulah kondisi yang melatarbelakangi urgensi perumusan Piagam Keluarga dalam Islam ini.  Ditambah catatan yang menerangkannya, sehingga dapat menjadi suluh yang menerangi jalan umat Islam, laki-laki  maupun perempuan, dan menjadi referensi bagi masyarakat Muslim, ormas Islam baik sipil maupun pemerintah, nasional maupun regional. Bahkan piagam ini juga sebagai jawaban terhadap piagam yang menjadi invasi pemikiran dan ideologi terhadap Islam, yang menularkan kanker yang berbahaya dalam tubuh masyarakat kita karena telah menghantam benteng-benteng pertahanan terakhir Islam dan ummatnya, yakni benteng keluarga. Kita dan Barat berada pada dua konsep konsep kebebasan yang berbeda, yang m...

Kenapa Piagam Ini Lahir? (Bagian Keempat)

DR. Muhammad Imarah Pola Hubungan Antara Pria dan Wanita Pada saat Islam menilai hubungan antara pria dan wanita - terutama dalam konteks keluarga, atas dasar-dasar cinta, kasih, sayang, ketenangan, dan ketentraman, dan menjadikan "perempuan sebagai saudara laki-laki" sebagaimana dinyatakan dalam hadist, dan memutuskan untuk perempuan hak-hak seperti juga kewajiban atas mereka sebagaimana firman Allah swt: "Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru'. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya, jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat. Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki ishlah. Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. Akan tetapi Para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya, dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. An Nisaa...

Hati-Hati Kalo Ngomporin Orang Menikah

Islam edia  -   Di sebuah forum, pembicara mengulas topik tentang perlunya menyegerakan menikah. Peserta forum itu terdiri dari bujang-bujang yang beberapa di antara mereka sudah masuk usia layak menikah dan punya kesiapan finansial yang memadai. Sindiran-sindiran pembicara cukup menusuk hingga membuat para peserta mesem-mesem. Di usia yang sudah harusnya menikah, kalau tidak disegerakan, memang membawa kekhawatiran kalau-kalau para bujang itu malah pacaran, atau bermaksiat yang lebih parah lagi. Jadi “pengomporan” yang dilakukan oleh pembicara itu wajar adanya. Tapi sayang, di tengah peserta ada beberapa remaja usia SMA. Mereka ikut tertawa, ikut mesem-mesem, ikut mengangguk-angguk mendengarkan materi bersama peserta yang lain. Mereka setuju, pacaran harus dijauhi. Dan penggantinya, menikah harus disegerakan. Kemudian pulanglah remaja usia SMA itu dan bertemu kedua orang tuanya. Berbekal materi-materi “kompor” yang didapat tadi, remaja itu memohon kepada orang...