Langsung ke konten utama

Surat Cinta Anak-anak Muda Kader PKS

Surat Cinta Anak-anak Muda Kader PKS

Senin, 17 Maret 2014


Kami bukanlah siapa-siapa, hanya anak-anak muda yang mencoba berkarya. Tak sekedar karya tapi juga ingin turut serta goreskan garis sejarah dalam tapak perjuangan seperti abinda dan umminda yang kami cinta.

Hari demi hari kami lalui, menyaksikan betapa partai ini diuji. Namun yang kami dapati, mereka tetap dekat dan melayani.

Ah, siapalah kami dalam barisan dakwah ini. Muda-mudi yang belum pandai kemudikan diri, masih banyak yang harus kami pelajari.

Ummi dan Abi yang kami cintai…

Jikalau anak mu ini tak pandai menyusuri jejak mu, tetaplah rangkul kami, dekap kami dalam kasih sayang mu. Jangan pernah henti ajari kami, menikmati manis pahit rasa dalam dakwah ini. Sungguh sadar diri ini, terkadang membuat Ummi dan Abi dalam kesulitan dan kekhawatiran mendalam.

Maafkan kami…

Ummi dan Abi yang kami cintai…

Izinkan kami melukiskan cinta ini, izinkan kami bekerja riang dalam perjuangan ini, izinkan kami ciptakan harmoni dalam keluarga besar ini…

Ummi kami yang tercinta, terima kasih telah lahirkan kami dari rahim mu yang mulia.

Abi kami yang tercinta, terima kasih telah besarkan kami dalam warna perjuangan mu yang mulia.

Manis ukhuwah di partai dakwah, rasanya membuat kami nyaman berada di dalamnya.

Tulus hati ini menyemai cinta, terbias dalam kerja, untuk ciptakan harmoni keluarga kita.

Allah ya Rabb, tegarkanlah Umminda dan Abinda kami yang tersayang dalam jalan juang ini. Sehatkan keduanya, berkahi dan rahmati hari-harinya. Kuatkan saat ujian, cercaan, dan halauan datang menghadangnya.

Allah ya Rabb, ampunilah dosa-dosa kami dan abi ummi kami, sayangilah abi ummi kami sebagaimana mereka menyayangi dan mengasihi kami sejak kami lahir ke dunia ini.

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا

Aamiin...


*by @fifah_Afifah_ & GKers
http://www.pkspiyungan.org/2014/03/surat-cinta-anak-anak-muda-kader-pks.html 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Muhammad Beltaji pada Asmaa, Putrinya yang Syahid di Rabaa Al Adawiya

Asma El Beltaji Syahid di Rabah Adawiyah pada tgl 14/8/13, putri dari Muhammad El Beltaji Putriku tercinta dan guruku yang mulia.. Asma al-Beltaji, aku tidak mengucapkan selamat tinggal padamu, tapi kukatakan bahwa besok kita akan bertemu lagi. Kau telah hidup dengan kepala terangkat tinggi, berjuang melawan tirani dan belenggu serta mencintai kemerdekaan. Kau telah hidup sebagai seseorang yang diam-diam mencari cakrawala baru untuk membangun kembali bangsa ini, memastikan tempatnya di tengah-tengah peradaban. Kau tidak pernah dijajah oleh perkara sia-sia yang menyibukkan para remaja se usiamu. Meskipun pendidikan tidak mampu memenuhi aspirasi dan ketertarikan mu, kau selalu yang terbaik di kelas Aku tidak punya cukup waktu untuk membersamaimu dalam hidup singkat ini, terutama karena waktuku tidak memungkinkan untuk menikmati kebersamaan denganmu. Terakhir kali kita duduk bersama di Rabaa Al Adawiya kau berkata padaku, “Bahkan ketika Ayah bersama kami, Ayah teta...

Kenapa Piagam Ini Lahir? (Bagian Lima - Habis)

Pesan Dari Piagam Keluarga Begitulah. Melalui contoh-contoh tersebut, sekali lagi hanya contoh, dari dokumen Kependudukan tergambar bagaimana invasi dan serangan telah dilakukan terhadap benteng terakhir umat Islam, sistem nilai-nilainya dan benteng-benteng dari Keluarga Muslim. Itulah kondisi yang melatarbelakangi urgensi perumusan Piagam Keluarga dalam Islam ini.  Ditambah catatan yang menerangkannya, sehingga dapat menjadi suluh yang menerangi jalan umat Islam, laki-laki  maupun perempuan, dan menjadi referensi bagi masyarakat Muslim, ormas Islam baik sipil maupun pemerintah, nasional maupun regional. Bahkan piagam ini juga sebagai jawaban terhadap piagam yang menjadi invasi pemikiran dan ideologi terhadap Islam, yang menularkan kanker yang berbahaya dalam tubuh masyarakat kita karena telah menghantam benteng-benteng pertahanan terakhir Islam dan ummatnya, yakni benteng keluarga. Kita dan Barat berada pada dua konsep konsep kebebasan yang berbeda, yang m...

Hujan Makrifat !

Rintik air digerai angin Petir mengkilat guruh gemuruh Lautan syukur seakan terguyur Nikmat Allah datang menggelombang Ya Allah engkau jadikan hujan sebagai rahmat Banyak berkah tumpah meruah Ya Allah kami ini hanya Hamba-Mu maka lembutlah kepada kami Semua ubun-ubun kami ada dalam pegangan-Mu Tanpa-Mu apalah artinya kami ini Tanpa-Mu apalah daya kami ini Tanpa-Mu kami tiada berarti Bimbinglah kami seperti hujan yang digilir Bimbinglah kami seperti awan yang bergerombol Bimbinglah kami seperti air yang mengalir Bimbinglah kami seperti sungai yang mengarus Bimbilnglah kami seperti laut yang bergelombang Bimbinglah kami seperti samudera yang membadai Bimbinglah kami sehingga semua bemuara ke Syurga Dengan penuh ridha dan keridhaan Hujan ini tingkah meningkah Dari renyai menjadi lebat Kami kini mulai melangkah Menapak jalan hayat menuju makrifat