Nyaman dan Bahagia, Memuliakan dengan semangat Cinta,Ikhlas, Ihsanul 'Amal dan Harmoni
Senin, 06 Mei 2013
Puisi Putra-Putri Luthfi Hasan Ishaaq: Sang Penyemangat Jihad
Karya: Putra-Putri Luthfi Hasan Ishaaq
masih teringat jelas
berat suara nafasmu
perlahan…
tertahan..
beradu dengan langkah sayupmu
kala kau pulang pukul 03.47
kemudian disusul dengan suara asing dari channel TV kesukaanmu
atau suara bisikan bibirmu mengucap, kala kau membaca buku…
atau tawa lepasmu yang menyusul tepat beberapa menit setelah suara telfonmu mendayu..
masih teringat jelas, ayah…
kelembutan sekaligus lelah yang tertahan dan terpaksa terpancar di sorot matamu
kala pagi kami hendak berangkat sekolah
pelukan hangatmu yang seolah tidak risih akan gerak-gerik kami yang membangunkanmu dari lelapmu yang baru..
serta kecupan manismu di kening kami yang seolah membayar segala rindu yang memang telah tertahan sejak kemarin-kemarin..
segalanya, masih teringat jelas ayah..
jelas betul dalam ingatan kami..
takpeduli, bahwa segalanya kini diperantarai oleh selembar dua lembar kertas surat..
dan terkadang, tanpa tersentuh indra kehangatanmu sama sekali..
segalanya, masih teringat jelas.
kemudian malam itu
ketika tangan-tangan asing wartawan
menarik…
mendorong…
memperlakukanmu seolah akan melumat habis dirimu
panas hati kami,
panas jiwa-jiwa kami, ayah..
nafas kami tercekat seakan terhenti sejenak
mata kami terbelalak, namun tetap airmata kami tahan
sengaja tak kami biarkan ia jatuh..
tubuh kami terkaku namun tetap memaksa telinga kami mendengar jernih apa yang mereka tuduhkan kepadamu
kasus suap??
itukah yang merekah tuduhkan?
habiskah akal mereka menuduhkan itu padamu?
tidakkah mereka tau?
detik ketika mereka tidur terlelap menikmati waktu istirahatnya
kau justru baru memulai rapat kesekianmu untuk membersihkan
korupsi, kolusi, nepotisme
yang mereka bilang mereka benci?
tidakkah mereka tau?
ketika mereka asik bermimpi,
terlelap dalam mimpi indahnya
mimpi tentang Negara Republik Indonesia
yang bersih
jauuuuh dari kenistaan dan kemarukan petinggi-petingginya
kala itu kau bekerja keras untuk membuat itu terjadi?
menjadikan itu tidak hanya sebatas mimpi
menjadikan mimpi mereka menjadi realiti,
kenyataan
tidakkah mereka tau?
ketika kata jihad masih sebuah teori bagi mereka
hanya sebatas angan semata,
kau sudah jauh habiskan waktumu,
jiwamu,
fikiranmu,
hartamu untuk itu..
ketika jihad masih menjadi cita-cita bagi kami
kau seakan jauh
jauuuuuuh telah meninggalkan kami…
tidakkah mereka tau?
ketika mereka menggerutu atas kelelahan mereka
mengeluh atas kesibukan dunia mereka
engkau, ayah
ayah kami ini
dengan senyuman hangat dan setengah mata menahan lelahnya
membukakan pintu rumahnya
menerima setiap gerutu tamunya
kekhawatiran tamunya
keluh kesahnya..
kebutuhannya..
kemudian memberinya solusi
tanpa sedetikpun
tanpa sejenak saja ia menoleh kepada istirahatnya
Kepada hak tubuhnya..
sekarang mereka tuduhkan itu kepadamu ayah?
telingakukah yang salah?
Jangan.. Ayah..
jangan ragu untuk memanggil kami ayah..
bawa jiwa-raga kami bersaksi atas jihadmu yang nyata
karna tak secuilpuun hati kami percaya apa kata mereka
apa tuduhan mereka
apa fitnah mereka ayah..
takkan pernah kami percaya
takkan pernah..
kami tidakkan diam menangisimu ayah
kami akan tetap melangkah
melanjutkan langkah jihadmu
tak peduli sekerdil apapun kami
kami tidak akan malu dan menundukkan kepala kami ayah..
kami akan buktikan bahwa semangat kami takkan kalah dari semangatmu
akan kami tunjukkan
akan kami renggut kembali engkau kembali ke langkah jihadmu, ayah..
jangan engkau khawatirkan kami, ayah..
karna sebagaimana Allah SWT bersamamu
Ia juga bersama langkah-langkah kami..
doa kami selalu untukmu ayah..
tetaplah tenang dan tersenyum di sana
tetaplah pancarkan tatapan penuh semangatmu..
penghidup semangat tinggi kami,,
tetaplah tersenyum Ayah
hingga kau kembali ke dekapan kami…
Anak-anak adalah anak-anak. Mereka adalah cermin sebuah kejujuran dan ketulusan dari sekelilingnya. Kasus yang tengah menimpa Luthfi Hasan Ishaaq, mantan Presiden PKS, yang asalnya soal suap daging sapi dan sekarang berubah menjadi TPPU (pencucian uang), jelas berpengaruh kepada anak-anak beliau. Selama hampir dua bulan setengah, mereka tidak berjumpa dengan ayahnya. Maklum, sekarang ini LHI, begitu biasa Luthfi dipanggil, tengah ditahan di Rutan Guntur, Jakarta. Memang, ada juga kunjungan di waktu-waktu tertentu, namun itu tentu tidak cukup mengobati kerinduan mereka terhadap ayah tercinta.
LHI mempunyai putra 13 orang. Berikut adalah puisi yang ditulis oleh anak-anaknya, dan kemudian dibacakan di acara Milad PKS di Semarang, pekan lalu, 18-19 April 2013. (Sumber: IslamPos.Com)
Kenapa Piagam Ini Lahir? (Bagian Pertama)
Segala puji bagi
Allah, Rabb semesta alam, sholawat dan salam atas Rasulullah Muhammad
Shallalahu alaihi wa salam, penutup para Nabi dan Rasul. Juga atas keluarganya,
sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dalam kebenaran sampai hari
akhir.
Sebelum invasi
pemikiran (gajhw al-fikr) yang mendera ummat islam seiring invansi modern barat
ke Mesir dan Timur Tengah (1213 H - 1798 M), sebenarnya tidak diperlukan
membuat bermacam-macam piagam dan filosofi yang menentukan prilaku muslim
diberdbagai bidang kehidupan, baik lingkup, keluarga, sosial dan politik.
Mengapa tidak diperlukan, karena sebenarnya islam saat itu satu-satunya
referensi yang menjadi sumber hukum dan menentukan semua konsep dan filosofi di
semua bidang kehidupan.
Maslah yang dihadapi
oleh cara hidup islam, hanya terbatas pada masalah aplikasi terhadap konsep
yang memang satu-satunya itu. Sebuah konsep yang menentukan hukum berbagai hal
sampai dalam hukum masalah cabang yang diperselisihkan hingga menelurkan ijtihad
dalam konsep kesatuan konsep referensi islam itu, pemahamannya, filosofinya,
serta bagaimana upaya mendekatkan antara 'realitas dan aplikasi" dari
"idealitas" yang telah ditentukan oleh islam.
Akan tetapi,
serangan pemikiran Barat memunculkan perubahan yang sangat prinsipil. Hal itu
terjadi ketika di masyarakat Muslim Timur dimunculkan sebuah referensi
peradaban yang bukan islam, yakni referensi sekuler yang anti agama. Referensi
ini lalu bersaing dengan referensi islam di masyarakat. Kondisi inilah yang
melatar belakangi pentingnya menjelaskan secara gamblang perbedaan dan
keistimewaan konsep islam dan konsep lainnya, utamanya konsep sekuler anti
agama diberbagai bidang kehidupan.
Dari sinilah gagasan
yang penting dan mendesak tentang kodifikasi hukum Islam sebagai alternatif
yang istimewa dibandingkan hukum positif yang sekular. Visi Islam tentang
beragam aspek kehidupanpun kian mengkristal.
Pandangan terhadap
alam semesta dan kehidupan, tentang awal penciptaan, perjalanan dan penentuan
akhir, posisi manusia di alam semesta, semua menjadi alternatif yang istimewa
ketimbang cara yang disuarakan oleh visi positivisme, materialisme alam semesta
dan kehidupan.
Mazhab Islampun
mengalami kristalisasi. Dalam persoalan
kekayaan, uang dan keadilan sosial, doktirn sebagai khalifah, menjadi
alternatif yang akan mengkikis berkembangnya
paham-kapitalisme-liberal dan komunisme-totaliter dalam kehidupan
ekonomi dan sosial.
Sedikit demi
sedikit, invasi pemikiran itu telah menyusup ke berbagai bidang cara hidup
Islam, dengan beragam cara yang menipu, memanipulasi dusta, membaurkan konsep
dan subtansi. Itu dilakukan agar tidak memunculkan rasa sensitifitas Islam yang
dianggap justru bisa menyebabkan umat Islam menolak dan melawannya. Selain itu,
juga karena yang menjadi sasaran serangan adalah posisi keluarga yang di dalam
sistem nilai keislaman memiliki kedudukan yang sakral, terhormat dan mulia.
Perang dan invasi pemikiran, belakangan lebih banyak menyerang sendi-sendi
keluarga. Lalu pada saat invasi itu merambah seluruh bidang kehidupan,
muncullah keluarga Islam yang mampu membendung dan membentengi diri dari
serangan pemikiran barat dari berbagai arah.
Bersamaan dengan
meningkatnya gelombang westernisasi dan tumbuhnya hegemoni Barat di
lembaga-lembaga Internasional, juga serangan globalisasi Barat terhadap
karakter budaya dan nilai, dalam dua dekade terakhir dari abad kedua puluh
dimulai pula penyerbuan pemikiran yang menyerang kaum Muslim, pelanggaran
terhadap kesucian nilai dalam keluarga yang telah digariskan dan dirumuskan
oleh referensi Islam. Hal itu juga semakin memaksa lembaga-lembaga ilmu
pengetahuan dan pemikiran Islam untuk bergerak merumuskan alternatif Islami di
bidang keluarga.
Minggu, 05 Mei 2013
Hujan Rahmat ....!!!
Hujan….
Hadirmu membawa
kesejukan dalam relung hati yang gersang
Belaian dari tiupan
anginmu membawa hadir segudang rindu akan kasih Illahi Rabbi
Inilah bagian dari
keagungan ciptaan-Mu ya Rabb….
Tiada banding untuk
disandingkan.
Aku terpana, aku
terpesona, aku terpukau dengan apa yang telah disajikan
Indah… tiada
kata-kata ampuh sekalipun yang bisa melukiskannya
Indah, sungguh
indah….
Subhanallah….
Subhanallah …..
Benih cinta bisa
saja tumbuh di lahan gersang
Karena hujan adalah
karunia yang memberkahkan
Segala sesuatu
dimulai dari air
Bahkan Arasy
Allahpun berada di atas air
Pernah Seorang Nabi
bertanya bagaimana Allah
menghidupkan bumi
Allah menjawab
dengan menidurkannya selama seratus tahun
Kampung mati yang
dilaluinya kembali hidup dan bergairah
Iapun di tanya
berapa lama di sana ?
Setengah hari
katanya!
Tidak ! Seratus
tahun!
Lihatlah keledaimu
dan makananmu di sudut sana!
Tinggal tulang
belulang dan hampir tak berbekas
Perlahan namun pasti
ia kembali seperti semula
Kenapa bisa begitu ?
Inilah kekuatan
cinta
Kekuatan yang
merubah gersang menjadi subur dan gembur
Kekuatan yang bisa
merubah Padang pasir menjadi padang gembala
Kekuatan yang bisa
merubah Hina jadi mulia
Kekuatan yang bisa
merubah budak menjadi Ulama
Kekuatan yang
merubah si lemah menjadi berwibawa
Kekuatan yang
merubah si pengecut menjadi Jumawa
(DEE, 4/25/2013, 6:26 PM) Kala terkurung hujan bersama Di Bangkinang. ^_^
Langganan:
Postingan (Atom)